Halo #TemanTeduh!
Setiap tanggal 1 Mei, kita memperingati hari Mental Health Awareness Day loh!
Ngomongin tentang awareness, ternyata berdasarkan laporan American Psychiatric Association (2019), diketahui kalau generasi Z lebih aware atau menyadari pentingnya kesehatan mental, karena mereka lebih terbuka untuk meminta bantuan profesional dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Hayo, kamu termasuk gen Z bukan, nih?
Gen Z tuh siapa sih?
Gen Z adalah seseorang yang lahir di rentang tahun 1997 sampai 2012. Gen Z adalah generasi pertama yang berkembang dengan pengalaman dunia yang berbeda karena adanya internet dan smartphone. Dengan begitu, mereka lebih mudah terhubung secara global dengan berbagai macam orang dengan komunikasi lewat teknologi dan media sosial. Pada tahun 2023 ini, mayoritas gen Z berada pada rentang usia 25 tahun dan sudah memasuki dunia kerja.
Berdasarkan survei Cigna International Health tahun 2022, diketahui bahwa 84% pekerja mengalami stress dan 91% diantaranya adalah pekerja gen Z.
Stress dan Gen Z
Menurut berbagai penelitian, Cunic dan Lockhart (2021) melaporkan bahwa gen Z lebih mengalami stres dibandingkan generasi sebelumnya. WHO mendefinisikan stres sebagai keadaan mental yang cemas atau tertekan, yang disebabkan oleh berbagai situasi sulit. Pada masa perkembangan teknologi yang canggih ini, gen Z dilaporkan terkoneksi dengan internet lebih dari 10 jam sehari. Dengan lebih lamanya waktu di depan layar, artinya waktu interaksi dengan orang lain akan lebih berkurang dan hal ini bisa menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian. Kalau terjadi dalam waktu yang lama, gen Z lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi. Bahkan, selama pasca pandemi COVID-19 ini, banyak gen Z yang pada akhirnya bekerja secara remote atau work from home yang membuat mereka secara konsisten lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar. Kira-kira ada yang merasa relate gak nih, #TemanTeduh? Terus, gimana ya caranya agar gak gampang stres dan tetap menjaga kesehatan mental di masa WFH? Jangan khawatir, Teduh sudah menyiapkan 5 tipsnya. Tips ini dilansir dari panduan WHO “Doing What Matters in Times of Stress” (2020).
1. Grounding
Ketika kita merasa tertekan karena pekerjaan, coba kenali pikiran dan perasaan kita. Coba untuk melambat (slowing down) dan rasakan tubuh kita dengan meletakkan telapak kaki kita di lantai, lakukan peregangan, dan bernapas secara perlahan. Setelah itu coba untuk pejamkan mata untuk mengembalikan fokusmu terhadap lingkungan sekitar. Lakukan kegiatan ini tanpa distraksi ya! Mungkin sekitar dua sampai lima menit. Kamu juga bisa melakukan grounding sambil mencuci piring, makan, memasak, atau sambil tiduran.
Sumber gambar: https://blog.fitbit.com
2. Unhooking
Stres memengaruhi pemikiran dan perasaan kita jadi gak nyaman. Ibarat kail pancing, stres bisa menarik kita untuk mengalami pengalaman yang gak enak. Misalnya, kita lagi enak sarapan bareng keluarga, tapi tiba-tiba ada chat masuk yang bilang kalau pekerjaan kita bermasalah. Nah, di kondisi tersebut apa yang kita rasakan? Apakah rasa sarapan bareng keluarga tetap sama? Atau pikiran dan perasaan kita mulai terjerat (hooked) sama masalah tersebut?
Apa yang bisa kita lakukan?
Kenali apa pemikiran atau perasaan yang memicu kita. Coba sadari bahwa kita lagi terdistraksi sama pemikiran dan perasaan yang sulit, dan notice hal itu dengan rasa ingin tahu.
Coba berikan nama pada pemikiran atau perasaan itu, misalnya: “Oh ini yang dinamakan dengan… perasaan tertekan, dada sesak, marah, pemikiran masa lalu, takut akan apa yang terjadi di masa depan…”
Kemudian, fokuskan kembali apa yang kamu lakukan. Beri perhatian penuh pada siapapun yang sedang bersama kamu dan apapun yang sedang kamu lakukan.
Sumber gambar: https://www.zeel.com
3. Acting in Your Values
Saat pikiran dan perasaan kita terganggu, hal tersebut akan membuat kita menjauh dari nilai-nilai diri kita (values). Apa itu values? Values adalah keinginan terdalam untuk menjadi orang yang seperti apa dan bagaimana kita memperlakukan diri kita, orang lain, dan dunia di sekitar kita. Misalnya, kalau kita sudah menjadi orang tua, kita punya kewajiban untuk menyayangi orang lain kan? Nah, menjadi orang tua seperti apa yang kita inginkan? Kita mungkin menjawab: yang mencintai, bijaksana, bertanggung jawab, perhatian, menenangkan, melindungi, dan sebagainya.
Nah, coba pilih nilai-nilai yang paling penting menurut kita. Misalnya: menjadi orang yang baik dan perhatian, selalu membantu, berani, dan bekerja keras. Kemudian, coba tentukan apa yang bisa kita lakukan berkaitan dengan nilai-nilai tersebut. Apa yang akan kita lakukan dan katakan? Tindakan kecil apapun itu sangatlah berharga!
Ada 3 pendekatan yang bisa kita pilih ketika kita mengalami situasi sulit:
Tinggalkan
Ubah apa yang bisa diubah, terima rasa sakit yang tidak bisa diubah, dan hiduplah dengan nilai-nilai yang penting dalam diri kita
Menyerah dan menjauh dari nilai-nilai penting dalam diri kita
Ketiga pilihan ini akan memengaruhi perubahan perilaku kita. Kita yang tentukan mau pilih yang mana, ya!
Sumber gambar: https://www.caringprofessionals.com
4. Being Kind
Bersikap baik terhadap diri sendiri. Kenali apa yang membuat diri kita tidak nyaman dan responlah dengan baik. Lakukan unhooking seperti tips di atas, kemudian coba berbicara dengan baik terhadap dirimu sendiri dan orang lain disekitarmu sehingga semuanya mendapatkan kenyamanan.
Kita juga bisa mengambil salah satu tangan kita dan membayangkan kita memegangnya dengan penuh kebaikan. Letakkan tangan kita pada bagian tubuh kita yang merasa tidak nyaman. Rasakan kehangatan dari tangan kita turun ke tubuh kita. Coba rasakan kebaikan diri kita melalui tangan kita.
Sumber gambar: https://chopra.com
5. Making Room
Seringkali saat kita mencoba untuk menghilangkan pemikiran dan perasaan yang mengganggu tidak dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu, kita coba buat ruangan untuk mereka, dengan cara:
Kenali pikiran dan perasaan sulit yang kita alami dengan rasa ingin tahu (curiosity). Fokuskan perhatian kita terhadap hal tersebut. Bayangkan perasaan menyakitkan itu sebagai objek dan bayangkan ukuran, bentuk, warna, dan temperaturnya
Beri nama pikiran dan perasaan sulit itu. Misalnya:
Ini adalah perasaan yang sulit
Ini yang dinamakan pemikiran yang buruk tentang masa lalu
Aku melihat hal ini sebagai kesedihan
Aku memiliki pemikiran bahwa aku merasa lemah
Izinkan pemikiran dan perasaan sulit itu untuk datang dan pergi seperti cuaca. Saat kita bernapas, bayangkan udara mengalir ke dalam ruangan yang berisi “rasa sakit” tersebut di dalam diri kita. Kita menerima pikiran dan perasaan sulit itu daripada kita berusaha melawannya, karena kita yakin hal itu akan berlalu sebagaimana cuaca buruk yang akan berganti menjadi cerah. Jika kita tidak melawan cuaca buruk itu, maka kita akan memiliki waktu dan energi yang lebih banyak untuk menikmati dunia disekitar kita dan melakukan hal yang penting bagi kita.
Sumber gambar: https://www.moretomum.com
Nah itu dia beberapa tips untuk menjaga kesehatan mental selama WFH! WHO juga mengeluarkan panduan audio untuk melakukan kelima tips di atas lho! Bisa diakses disini ya. Sayangnya, panduan tersebut belum menggunakan Bahasa Indonesia, nih. Eits! Jangan khawatir, #TemanTeduh tetap bisa mengakses aplikasi teduh untuk mendapatkan panduan meditasi, track suara alam, self-help, hingga konseling dengan profesional lho! Jangan ragu, yuk buka aplikasi teduh atau download di sini.
Psychology Content Writer: Aviva Lutfiana
Sumber:
Bethune, S. (2019). Gen Z more likely to report mental health concerns: The latest APA Stress in America™ Survey focuses on the concerns of Americans ages 15 to 21. Retrieved from: https://www.apa.org/monitor/2019/01/gen-z
Cigna Global Well-Being Survey. (2022). Exhausted by Work: Employer Opportunity. Retrieved from: https://www.cigna.com.hk/iwov-resources/docs/Cigna-360-Global-Well-being-Survey.PDF
Cunic, A. Lockhart, A. T. (2021). Why Gen Z Is More Open to Talking About Their Mental Health. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/why-gen-z-is-more-open-to-talking-about-their-mental-health-5104730
WHO Headquarters. (2023). Stress. Retrieved from: https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/stress#:~:text=Stress%20can%20be%20defined%20as,caused%20by%20a%20difficult%20situation.
WHO Headquarters. (2020). Doing What Matters in Times of Stress: An Illustrated Guide. Retrieved from: https://www.who.int/publications/i/item/9789240003927?gclid=Cj0KCQjw9deiBhC1ARIsAHLjR2DIN4RfkCiZRfI2eyyQFoF5_XxYY6rp-18qeyOOzD3OZckAn4mqkBUaAmy4EALw_wcB
Comentarios