Psychology Content Writer: Eunike Gracia
Pernah enggak sih kalian melihat pasangan yang seringkali bertengkar, salah paham, mengalami konflik dan bahkan menurut kalian mereka sangat masuk ke dalam kehidupan satu sama lain? Nah, mungkin saja hal ini terjadi karena kurangnya batasan atau boundaries dalam hubungan yang mereka bangun. Dalam hubungan atau relasi romantis, boundaries dapat berjalan beriringan dengan hubungan itu sendiri. Boundaries dapat membantu memperjelas tanggung jawab pasangan dan sejauh mana pasangan dapat ikut campur dalam suatu hal yang dialami oleh satu sama lain.
Misalnya, ketika menjalin relasi, kamu bertanggung jawab atas semua perkataan, tindakan, sikap, dan respon yang kamu berikan pada pasanganmu. Lalu juga ketika pasanganmu memiliki permasalahan, kamu memiliki porsi sejauh mana kamu dapat ikut campur dalam permasalahan pribadinya dengan tetap membantu dia namun tidak bertindak seenaknya.
Boundaries juga bukan hanya bersifat psikologis atau emosional aja lho, boundaries juga ada yang secara fisik. Kalau misalnya nih, kamu merasa enggak nyaman untuk disentuh, kamu bisa menyampaikan itu, kamu berhak untuk bilang “Tidak”.
Kalau boundaries yang ada dalam suatu hubungan dapat diterima dan dihormati oleh kedua pasangan, kenyamanan secara emosional dalam hubungan akan memiliki pondasi yang kuat untuk tumbuh. Akan tetapi, kalau boundaries yang ada justru tidak diterima, tidak dihormati, justru akan muncul banyak permasalahan seperti salah paham, kebencian, kelelahan dalam hubungan, kurangnya kepercayaan dan ketergantungan antara satu sama lain.
Ternyata menetapkan boundaries dalam suatu hubungan itu enggak mudah lho, terutama hubungan romantis! Eitss, tapi tenang, ada tipsnya nih, yuk disimak!
Ketahui Apa yang Kamu Butuhkan Dari Sebuah Hubungan
Perjelas apa yang kamu butuhkan dari hubungan yang sedang kamu jalani dan apakah hal itu sudah terpenuhi atau belum. Diskusikan dengan pasanganmu kira-kira apa kebutuhan mereka dan apakah hal itu juga sudah terpenuhi atau belum. Harus ada keseimbangan antara memberi dan menerima dalam hubungan yang kalian jalani, enggak bisa jika hanya berat sebelah pada salah satu pihak saja, itu enggak sehat. Memang benar, dalam beberapa hubungan diperlukan pasangan yang lebih fleksibel, misalnya kalau menjalin hubungan dengan seseorang yang mengalami depresi atau kecemasan, tapi hal itu enggak berarti kalau kebutuhanmu selalu ada di urutan kedua.
Kamu juga perlu menanyakan hal-hal ini pada dirimu dan pasanganmu.
Aku merasa bahagia, nyaman dan dihormati enggak ya kalau sedang bersama mereka?
Apakah pasangan saya mendengarkan dan menghormati saya?
Apakah pasangan saya mendukung boundaries yang saya tetapkan atau malah melanggarnya?
Apakah saya merasa aman?
Apa saya memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak saya sukai?
Komunikasi Adalah Kunci
Utarakan hal yang mengganggu pikiran dan perasaanmu kepada pasangan dan sampaikan dengan jujur dan jelas, sebisa mungkin obrolan ini tidak bersifat konfrontatif. Usahakan gunakan I statement. Lebih efektif mengatakan “Saya sakit hati dan merasa sedih sekali”, daripada “Kamu membuat saya merasa sakit hati karena sikap kamu”. Pernyataan pertama mengekspresikan emosi, sedangkan pernyataan kedua justru menyalahkan pasangan. Sebisa mungkin juga perbanyak menanyakan perasaan dan pikiran pasanganmu, kurangi berasumsi agar tidak terjadi salah paham.
Pilih Waktu yang Tepat untuk Membahas Batasan
Sebisa mungkin untuk membahas batasan-batasan apa saja yang perlu ditetapkan dalam hubungan kalian, terutama menyamakan persepsi kalian akan hal tersebut. Akan lebih baik jika hal itu dilakukan ketika ada waktu yang dirasa tepat, seperti waktu di mana kalian sedang bersantai, tanpa gangguan, dan terbuka untuk menerima sudut pandang satu sama lain. Jika batasan itu dilanggar tanpa sengaja, usahakan untuk membahas hal itu ketika keadaan sudah mulai tenang dan sampaikan secara asertif pada pasangan.
Jangan Ragu untuk Berdiskusi Kembali
Orang berubah. Hubungan berubah. Batasan berubah. Batasan yang sehat dapat menjadi perbedaan antara hubungan yang bahagia dan sehat dengan hubungan yang toxic dan disfungsional. Dengan batasan yang sehat, pasangan dapat berbicara tanpa takut akan diberikan penilaian tertentu atau disudutkan. Membahas kembali batasan yang ada juga bukan sebuah tanda akan munculnya masalah baru dalam hubungan, tapi justru itu demi kebaikan dari hubungan itu sendiri.
Ketahui Kapan & Bagaimana Menegakkan Batas Anda
Manusia itu tidak sempurna, jadi sudah pasti akan ada masa di mana pasangan anda secara tidak sengaja melewati batasan yang telah ditetapkan dan memicu munculnya masalah. Bagaimanapun juga, penting juga untuk kamu menunjukkan bahwa setiap tindakan yang kalian lakukan dalam hubungan memiliki konsekuensi, usahakan memberitahukan secara asertif, jika dibiarkan malah bisa saja batasanmu diabaikan terus.
Nah itu adalah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk tetap memiliki batasan atau boundaries dalam hubungan dengan pasangan, jangan sampai karena kita memiliki pasangan, kita kemudian kehilangan ruang untuk diri kita sendiri. Jangan lupa juga untuk download aplikasi Teduh di sini, ya!
Sources:
ChoosingTherapy.com. (2022b, August 9). How to Set Healthy Boundaries in Relationships. Choosing Therapy. Retrieved September 11, 2022, from https://www.choosingtherapy.com/boundaries-in-relationships/
Pattemore, C. (2021, June 4). How to Set Boundaries in Your Relationships. Psych Central. Retrieved September 11, 2022, from https://psychcentral.com/blog/why-healthy-relationships-always-have-boundaries-how-to-set-boundaries-in-yours#ineffective-boundaries
Comments