Halo, #TemanTeduh! Setiap hari 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Pada hari ini, kira-kira apa yang bisa kita refleksikan bersama, ya? Hmm, coba kita pikirkan, apa ya arti Hari Pahlawan bagi kita? Aku merasa ada satu hal nih yang bisa kita refleksikan bersama, yaitu tentang: Keberanian.
Setelah membaca berbagai kisah orang-orang yang berhasil di dunia, aku menemukan satu pola yang ada pada mereka, yaitu: Keberanian. Sama seperti para pahlawan, mereka adalah sosok-sosok pemberani yang membuat perubahan. Sebenarnya, apakah keberanian memiliki arti khusus dalam psikologi?
Mengutip dari tulisannya Greenberg (2012), ada beberapa pernyataan yang dapat mewakili keberanian, yaitu:
Berani bukan hanya perkara fisik, tetapi juga berarti berani menyuarakan ketidakadilan dan mengambil risiko untuk mengikuti impian;
Keberanian bukan berarti bebas dari rasa takut, tetapi tetap mengalami rasa takut dan memilih untuk bertindak;
Merefleksikan keberanian seseorang di masa lalu dapat membantu mengumpulkan lebih banyak keberanian untuk saat ini.
Yuk kita refleksikan, kapan terakhir kali kita mengambil keputusan yang berani?
Seperti apa bentuk keberanian yang kita ambil saat itu?
Nah, membicarakan bentuk keberanian, menurut Greenberg (2012), keberanian dapat ditunjukkan ke dalam enam bentuk, dimulai dari keberanian fisik hingga ketahanan mental dan inovasi. Coba cek yuk, kamu termasuk yang mana!
Merasa Takut, tetapi Memilih untuk Tetap Bertindak
Photo by John-Paul Henry on Unsplash
"I learned that courage was not the absence of fear, but the triumph over it. The brave man is not he who does not feel afraid, but he who conquers that fear." – Nelson Mandela
"Saya belajar bahwa keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, tetapi kemenangan atas itu. Pemberani bukanlah dia yang tidak merasa takut, tetapi dia yang menaklukkan rasa takut itu." – Nelson Mandela
Dari kutipan ini, kita belajar bahwa ternyata setiap orang pasti mengalami rasa takut, tetapi mereka berani berdamai untuk menaklukkan rasa takut itu. Apakah ada pengalamanmu menaklukkan rasa takut seperti ini?
Mengikuti Kata Hati
"And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary.” —Steve Jobs, Stanford commencement speech, June 2005
"Dan yang paling penting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi kita. Mereka sudah tahu ingin menjadi apa sebenarnya. Yang lainnya adalah yang kedua." —Steve Jobs, pidato pembukaan Stanford, Juni 2005
Kapan terakhir kali kamu percaya dan meyakini kata hati dan intuisimu? Ini salah satu bentuk keberanian loh!
Tekun Dalam Menghadapi Kesulitan
Photo by Clique Images on Unsplash
“Courage doesn't always roar. Sometimes courage is the little voice at the end of the day that says, 'I'll try again tomorrow.'” – Mary Anne Radmacher
“Keberanian tidak selalu mengaum. Terkadang keberanian adalah suara kecil di penghujung hari yang mengatakan: Saya akan mencoba lagi besok.” – Mary Anne Radmacher
"A hero is no braver than an ordinary man, but he is braver five minutes longer." —Ralph Waldo Emerson
"Seorang pahlawan tidak lebih berani dari orang biasa, tetapi dia lebih berani lima menit lebih lama." —Ralph Waldo Emerson
Wah, kapan ya terakhir kali kita berani mencoba lagi dan lagi ketika kita mengalami kegagalan? Atau sebelum pertanyaan itu, apakah kita sudah berani untuk mencoba?
Berdiri untuk Membela yang Benar
Photo by Miguel Bruna on Unsplash
"Sometimes standing against evil is more important than defeating it. The greatest heroes stand because it is right to do so, not because they believe they will walk away with their lives. Such selfless courage is a victory in itself." —N.D. Wilson
"Terkadang berdiri melawan kejahatan lebih penting daripada mengalahkannya. Pahlawan yang besar berdiri karena merasa benar untuk melakukannya, bukan karena mereka percaya bahwa mereka akan pergi dengan nyawa mereka. Keberanian tanpa pamrih seperti itu adalah kemenangan itu sendiri." —N.D. Wilson
Nah, kalau bentuk keberanian yang keempat ini bagaimana? Kapan terakhir kali kita berani membela yang benar? Bentuk sederhananya, kapan nih terakhir kali kita mengalah untuk orang lain yang lebih membutuhkan ketika duduk di transportasi umum? Ini juga bentuk keberanian loh!
Memperluas Cakrawala; Melepaskan yang Familiar
Photo by Andrew Ridley on Unsplash
"Man cannot discover new oceans unless he has the courage to lose sight of the shore." —Lord Chesterfield
"Seseorang tidak dapat menemukan lautan baru kecuali dia memiliki keberanian untuk melupakan pantai." —Tuan Chesterfield
“This world demands the qualities of youth; not a time of life but a state of mind, a temper of the will, a quality of the imagination, a predominance of courage over timidity, of the appetite for adventure over the life of ease.” —Robert F. Kennedy
“Dunia ini menuntut kualitas pemuda; bukan waktu hidupnya, tetapi keadaan pikirannya; memiliki kemauan, kualitas imajinasi, keunggulan keberanian atas rasa takut, dan keinginan untuk berpetualang dari kehidupan yang mudah.” —Robert F. Kennedy
Dari kutipan ini, kita belajar untuk keluar dari zona nyaman dan hal-hal familiar yang kita temui. Nah, kapan terakhir kali kita merasa berani keluar dari zona nyaman?
Menghadapi Kesulitan dengan Keyakinan
Photo by Louis Galvez on Unsplash
“There is no need to be ashamed of tears, for tears bear witness that a man has the greatest of courage, the courage to suffer.” —Viktor Frankl
“Tidak perlu malu dengan air mata, karena air mata menjadi saksi bahwa seseorang memiliki keberanian terbesar, keberanian untuk melalui kesulitan.” – Viktor Frankl
Dari kutipan ini, kita belajar bahwa seseorang yang pemberani itu bukanlah seseorang yang tidak pernah menangis. Justru jika kita menangis ketika berani menghadapi kesulitan, itulah yang dinamakan dengan keberanian. Kapan terakhir kali kita menangis karena mengalami kesulitan? Jangan menyerah, ya! Karena kita sedang menjalani sebuah keberanian.
Refleksi: Agar Aku Menjadi Pemberani!
Dalam latihan ini, kita membutuhkan catatan dan pulpen serta suasana yang tenang dan minim gangguan sehingga kita dapat berefleksi. Kita mulai dengan definisi keberanian yang pertama “Merasa takut, tetapi memilih tetap bertindak”, kemudian jawab beberapa hal berikut ini:
Pikirkan situasi ketika kita merasa takut, tetapi kita memilih untuk menghadapi ketakutan tersebut, berikut langkah-langkahnya:
Apa yang kamu amati, pikirkan, dan rasakan saat itu? (Contohnya: "Saya melihat rollercoaster dan merasakan merinding")
Apa yang kamu atau orang-orang di sekitar kamu katakan, pikirkan, dan lakukan untuk membantu Anda menghadapi ketakutanmu? (Contohnya: "Saya berkata pada diri sendiri bahwa jika anak kecil bisa melakukannya, saya juga bisa")
Pada titik mana ketakutan kamu mulai turun? Bagaimana perasaan kamu setelahnya?
Sekarang, pikirkan kembali situasi di masa kanak-kanak di mana kamu menghadapi ketakutanmu. Bagaimana itu sama atau berbeda dari situasi pertama?
Terakhir, pikirkan situasi yang sedang kamu hadapi yang menciptakan ketakutan atau kecemasan. Apa yang paling kamu takuti? (Contohnya: “Takut dipecat jika saya meminta kenaikan gaji kepada bos saya”)
Sekarang, apakah ada cara untuk menerapkan keterampilan yang sama yang kamu gunakan dalam dua situasi sebelumnya untuk lebih berani dalam situasi saat ini? Ingatkan dirimu bahwa kamu memiliki keterampilan ini dan telah berhasil menggunakannya di masa lalu.
Hambatan mental atau lingkungan apa yang menghalangi penggunaan keterampilan ini? Bagaimana kamu bisa mengatasi atau menyingkirkan hambatan tersebut?
Ulangi latihan ini selama seminggu, dengan menggunakan setiap definisi keberanian di atas. Pada hari ke-7, buatlah definisi keberanianmu sendiri yang paling berarti bagimu dan ulangi seluruh latihan menggunakan definisi-definisi yang telah disebutkan sebelumnya.
Gimana, sudah siap menjadi pemberani dan menjadi pahlawan bagi dirimu sendiri?
Itu dia sedikit pembahasan mengenai Keberanian dari Teduh. Jika #TemanTeduh membutuhkan tips untuk meningkatkan kesehatan mental lainnya, jangan lupa untuk mendownload aplikasi Teduh ya, di sini!
Psychology Content Writer: Aviva Lutfiana
Sumber:
Greenberg, M. (2012). The Six Attributes of Courage: Quotes and exercises to help you be your best and bravest self. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mindful-self-express/201208/the-six-attributes-courage
留言