Photo by kylie De Guia on Unsplash
Halo, #TemanTeduh! Aku punya beberapa pertanyaan nih, sebelum kita bahas artikel ini. Boleh dijawab dalam hati aja ya!
Menurut kamu, apakah keberhasilan atau kegagalan seseorang itu tergantung pada kecerdasannya?
Apakah kamu termasuk orang yang terbuka sama feedback negatif?
Apakah kamu mudah menyerah ketika menghadapi tantangan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas, maksudnya apa sih? Ternyata, tiga pertanyaan di atas itu bisa mencerminkan pola pikir atau mindset kita.
Apa itu Mindset?
Mengutip Cherry dari verywellmind.com, mindset adalah sekumpulan kepercayaan atau pemikiran yang membentuk bagaimana kita melihat dunia dan diri sendiri. Mindset atau pola pikir inilah yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika kita memasuki situasi yang berbeda, pikiran kita akan terpicu oleh mindset tertentu yang akan secara langsung memengaruhi perilaku kita dalam situasi tersebut. Apa yang kita percaya mengenai diri kita ini memengaruhi keberhasilan atau kegagalan kita. Menurut Carol Dweck, seorang psikolog dari Stanford, mindset memiliki peran yang sangat krusial dalam memengaruhi apa yang kita inginkan dan bagaimana kita mencapainya, sehingga mindset ini berperan secara signifikan untuk menentukan keberhasilan dan kesuksesan seseorang. Umumnya, mindset terbagi menjadi dua, yaitu growth mindset dan fixed mindset.
Apa itu Growth Mindset dan Fixed Mindset?
Growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan kita adalah hal yang dapat dikembangkan melalui usaha, strategi, dan bantuan dari orang lain. Mindset ini meyakini bahwa setiap orang mungkin berbeda dalam kemampuan, bakat, talenta, kepribadian, dan minatnya, tetapi setiap orang bisa berubah dan berkembang melalui belajar, latihan, dan pengalaman. Sementara fixed mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan kita adalah hal yang sudah tetap (fixed) atau bawaan dari lahir sehingga tidak dapat dikembangkan lagi atau tidak dapat diubah.
Ciri-ciri orang yang growth mindset:
Semakin banyak waktu dan upaya yang kita keluarkan untuk sesuatu, maka semakin mudah kita mencapainya. Jika kita ingin maju, kita memang harus menyediakan waktu dan berusaha untuk membuat perubahan.
Tantangan dan kemunduran adalah peluang untuk belajar. Ketika kita tidak membuat kesalahan, maka kita tidak belajar.
Otak kita dapat berkembang. Otak kita sangat elastis dan fleksibel seperti otot. Semakin kita latih, maka akan semakin menguat. Maka, jangan batasi kemampuan kita pada satu hal.
Talenta dan kemampuan kita dapat berkembang. Kemampuan kita dapat berkembang seiring dengan pengalaman belajar.
Ciri-ciri orang yang fixed mindset:
Menganggap bahwa belajar akan lebih mudah untuk orang yang pintar. Padahal, belajar hal baru akan sulit dan membutuhkan usaha lebih bagi siapapun.
Kegagalan dan kemajuan (progress) adalah kebalikan. Nyatanya, kegagalan mencerminkan proses belajar, bukan semata-mata merupakan hal yang buruk. Justru dari kegagalan kita bisa belajar hal baru.
Umpan balik negatif adalah hal yang tidak diinginkan. Padahal, umpan balik yang konstruktif adalah kesempatan belajar.
Orang yang cerdas tidak usah bekerja keras untuk bisa menghasilkan pekerjaan yang baik. Keberhasilan tetap membutuhkan usaha, walaupun ia sangat cerdas sekalipun.
Nah, setelah membaca ciri-ciri dari kedua mindset ini, aku mau ngajakin #TemanTeduh refleksi nih. Kira-kira selama ini kita lebih banyak menggunakan growth mindset atau fixed mindset? Kalau masih banyak menggunakan fixed mindset, jangan khawatir, karena menurut Carol Dweck, tidak ada seseorang yang memiliki growth mindset murni. Dalam diri seseorang, selalu ada kombinasi growth dan fixed mindset. Namun, kita selalu bisa mengubahnya dan perubahan selalu dimulai dari adanya kesadaran pada diri kita.
Misalnya, ketika seseorang dihadapkan dengan kondisi menyelesaikan tugas menulis laporan, dia memiliki growth mindset. Buktinya, dia membaca berbagai sumber, bertanya pada orang lain yang lebih ahli, dan punya daya juang tinggi hingga dapat menyelesaikan laporannya dengan baik. Namun, ketika seseorang dihadapkan dengan kondisi berbicara di depan umum, dia memiliki fixed mindset. Dia menganggap bahwa dia tidak akan bisa berbicara di depan orang banyak, karena sejak kecil tidak bisa melakukannya. Padahal, jika ia memiliki growth mindset, kemampuan kita akan senantiasa berkembang bukan?
Jadi, mindset apa yang akan membantu kita mengoptimalkan potensi diri kita? Tentunya growth mindset, ya!
Mengapa harus Growth Mindset?
Berikut ini beberapa alasan kenapa penting kita memiliki growth mindset, yaitu kita akan:
Memandang potensi & kemampuan sebagai hal yang tak terbatas, karena otak kita selalu berkembang sehingga kita tidak membatasi potensi diri kita.
Lebih percaya diri, karena kita akan berfokus pada proses belajar, bukan hasil.
Tidak takut gagal dan lebih inovatif.
Pantang menyerah dan mau menerima saran yang membangun.
Mudah beradaptasi dengan dunia yang selalu berubah.
Nah, itu dia sedikit penjelasan mengenai growth mindset dan fixed mindset, ya #TemanTeduh! Jangan lupa juga untuk download aplikasi Teduh di sini untuk mendapatkan tips lainnya yang dapat mengembangkan diri kita!
Psychology content writer: Aviva Lutfiana
Sumber:
Chong, S.C. (2018). Developing a growth mindset amongst teachers [Advancing Learning Webinar]. Macmillan Education ELT Webinar. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=k0PWdtt6vYg
Cherry, K. (2022). What is a mindset and why it matters. Retrieved form: https://www.verywellmind.com/what-is-a-mindset-2795025
Dweck, C. (2016). Mindset: the new psychology of success. United States: Random House.
Comments