Photo by Johnny Cohen on Unsplash
Tak jarang, setelah bangun tidur kita langsung membuka gadget dan memikirkan apa saja yang harus dilakukan pada hari itu. Kemudian, kita siap-siap menjalani rutinitas. Commute di pagi hari, bekerja sampai sore, dan malam hari kembali ke rumah. Rasanya kegiatan kita itu-itu saja setiap harinya. Pekerjaan di kantor awalnya menarik dan membuat kita merasa banyak belajar. Tapi kok, akhir-akhir ini jadi lelah sekali ya, rasanya kurang menarik. Hingga kita berpikir, jangan-jangan kita stuck, tidak berkembang, atau bahkan merasa gagal?
Pernahkah teman-teman mengalami situasi tersebut?
Jika iya, teman-teman perlu mengenal apa itu mindfulness agar dapat menjalani hidup dengan lebih bermakna.
Apa itu Mindfulness?
Mindfulness adalah hidup di sini dan di saat ini (here and now). Dalam mindfulness, kita berusaha lebih peka dan menyadari setiap momen dalam hidup kita. Kita memperhatikan atau mengamati pikiran, emosi, dan sensasi tubuh yang kita rasakan pada setiap aktivitas yang kita alami dan kita terlibat secara penuh dengan setiap aktivitas tersebut. Proses ini melibatkan sikap keingintahuan dan penerimaan, daripada pola rutinitas yang penuh dengan judgement/penilaian dan kritik dari diri sendiri.
Pada situasi di atas, kita tidak berada dalam keadaan mindful, karena kita merasa menjalani hidup sebagai rutinitas. Layaknya autopilot, kita bisa mengerjakan setiap aktivitas kita dengan otomatis. Seiring berjalannya waktu, kita merasa jenuh dan tidak tertarik lagi dengan rutinitas yang kita lakukan. Ketika keterlibatan kita turun pada aktivitas kita, di sini kita mulai menilai hal-hal negatif dari diri kita, seperti judgement stuck, tidak berkembang, atau bahkan merasa gagal. Sebenarnya hal itu hanyalah penilaian kita sesaat. Jika kita bisa lebih mindful, penerimaan kita terhadap aktivitas kita pasti akan berbeda.
Lantas, bagaimana caranya menjadi mindful?
Berikut ini merupakan tips sederhana yang dapat dilakukan supaya kita bisa mindful dan menjalani hidup lebih bermakna dan bahagia.
1. Mindful breathing (bernapas dengan mindful)
Bernapas merupakan hal yang sederhana, karena tanpa kita sadari kita terus bernapas. Namun, bagaimana jika kita menyadari atau memperhatikan napas kita? Tentu efeknya akan berbeda. Latihan pernapasan secara sederhana merupakan kegiatan mengidentifikasi napas masuk dan napas keluar. Fokus pada napas dan kenali bagaimana napas masuk dan keluar dari hidung kita. Dalam latihan ini, kita menjadikan napas sebagai objek dari pikiran kita. Fokuskan perhatian kita pada napas, notice “ini adalah napas masuk” dan “ini adalah napas keluar”. Ketika kita melakukan hal ini, aktivitas mental akan berhenti, karena kita memfokuskan pikiran kita hanya pada napas. Sadari bahwa kita berada di sini dan saat ini (here and now), bukan di masa depan ataupun masa lalu, dan kita hidup! Hal ini akan memberikan kita perasaan senang karena kita masih hidup. Maka bernapas bisa menjadi selebrasi kehidupan kita.
Photo by Elijah Hiett on Unsplash
“The greatest of all miracles is to be alive, and when you breathe in, you touch that miracle. I am alive; I am breathing in.” – Thich Nhat Hanh
Sebuah tarikan napas mungkin berkisar antara 3-5 detik, berbeda di setiap orang. Nikmati momen bernapas tersebut. Jangan mengganggu napas alamiah kita, maksudnya jika napasnya pendek, biarkan dia pendek; sebaliknya, jika napasnya panjang, biarkan dia panjang. Jangan memaksakan. Ingat, latihan pernapasan ini hanya sebatas mengenali bahwa kita sedang menarik napas dan mengeluarkan napas. Hal ini sudah cukup memberikan efek yang luar biasa pada kita.
2. Concentration (Konsentrasi)
Photo by Reinhart Julian on Unsplash
Latihan konsentrasi ini bisa bersamaan dengan latihan pernapasan. Konsentrasi terletak dalam pikiran kita. Selama latihan napas, kita memfokuskan pikiran kita pada napas masuk dan keluar. Kita ikuti bagaimana kita menarik napas hingga napas dikeluarkan. Maka, semakin kita bisa mempertahankan perhatian kita pada napas, semakin besar juga kualitas konsentrasi kita. Dalam latihan napas ini, kita mungkin menerima beberapa interupsi dalam pikiran kita, misalnya: “Oh iya, saya lupa belum mematikan lampu toilet!” biarkan saja, fokus pada napas. Ketika kita sudah terbiasa, maka napas kita secara alamiah akan lebih dalam, harmoni, dan lebih tenang. Kita tidak perlu berusaha keras lagi, tetapi hal ini sudah terjadi secara alamiah.
3. Awareness of your body (Menyadari tubuh kita)
Photo by Radu Florin on Unsplash
Latihan ketiga adalah menyadari kondisi tubuh kita ketika bernapas. Setelah kita bisa fokus memperhatikan napas, kita akan memiliki energi untuk lebih fokus pada keseluruhan tubuh kita. Tarik napas dan rasakan dalam waktu yang bersamaan bahwa kita menyadari tubuh kita ada di sini bersama kita. Pada akhirnya, kita akan merasa bahwa pikiran dan tubuh kita selaras berada pada kondisi di sini dan saat ini (here and now) dan kita akan merasa lebih hidup. Latihan ini memang sangat sederhana, tetapi manfaatnya luar biasa besar. Seringkali, tubuh kita ada bersama kita, tetapi pikiran kita kemana-mana bukan? Misalnya pemikiran kita masih terpengaruh oleh masa lalu, merasa kecewa, khawatir dengan masa depan, merasa tidak jelas, dan lain-lain yang membuat pikiran kita tidak bersama kita. Maka, dengan latihan menyadari tubuh kita, kita akan membawa kembali pikiran kita pada masa kini.
4. Releasing Tension (Melepasrilis tekanan)
Photo by Marcos Paulo Prado on Unsplash
Ketika kita menyadari secara penuh kondisi badan kita, kita akan lebih mudah merasakan bahwa ada tekanan atau rasa yang tidak nyaman pada tubuh kita. Tekanan ini mungkin sudah menumpuk sejak lama, tetapi pikiran kita tidak berada di sana untuk membantu melepaskannya. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk mempelajari bagaimana cara melepaskan tekanan yang ada di dalam tubuh kita.
Kita dapat melepaskan tekanan dalam posisi apapun, baik itu duduk maupun berdiri. Kita dapat mempraktikkan relaksasi total dan mendalam ketika duduk maupun berdiri. Misalnya, ketika kita sedang menyetir, kita dapat memanfaatkan waktu ketika dalam lampu merah untuk duduk rileks, mempraktikkan latihan pernapasan dan melepas tekanan yang ada pada beberapa bagian tubuh seperti tengkuk, leher, tangan, maupun kaki. Contoh lain, misalnya ketika kita sedang naik kendaraan umum, kita duduk dan melemaskan/relaksasi otot-otot yang secara tidak sadar seringkali menegang. Selain itu, misalnya jika di rumah, kita menyiram tanaman, mencuci piring, memasak, sambil kita mencoba menyadari dan melemaskan otot-otot yang tegang dan biasanya kita gunakan untuk bekerja.
5. Walking Meditation (Meditasi ketika berjalan)
Photo by Jad Limcaco on Unsplash
Meditasi ketika berjalan santai merupakan kegiatan yang sangat mudah. Kita cukup perlu menyadari setiap langkah kita. Apabila kita benar-benar menyadari, maka tubuh dan pikiran kita akan berada pada kondisi here and now. Hal ini membuat kita merasa berada di saat ini, penuh keyakinan, dan penuh kedamaian. Mungkin kita bisa mencobanya ketika Commute atau diperjalanan. Jika kita bisa menyadarinya, setiap langkah yang kita ambil adalah hal yang menyenangkan dan lebih bermakna.
Baca lebih lanjut:
Thich Nhat Hanh. (n.d.). Five Step to Mindfulness. Retrieved from: https://uhs.berkeley.edu/sites/default/files/article_-_five_steps_to_mindfulness.pdf
Psychology Content Writer: Aviva Lutfiana
kerennn bangettt